Kesehatan Mental Pengaruhi Kesuburan? – Kesehatan mental dan kesuburan memiliki hubungan yang lebih kompleks daripada yang sering kita sadari, terutama dalam hal kelancaran menstruasi.
Stres dan masalah emosional dapat mengganggu keseimbangan hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi dan program kehamilan.
Ketika kesehatan mental terganggu, bisa muncul gangguan menstruasi, seperti siklus yang tidak teratur atau bahkan amenore, yang dapat mengurangi peluang untuk konsepsi.
Dengan mengelola stres dan menjaga kesejahteraan emosional, wanita dapat meningkatkan kesehatan reproduksi mereka dan menjaga siklus menstruasi dan kehamilan dengan sehat.
Lalu, apa sajakah ciri-ciri telat menstruasi yang disebabkan oleh gangguan kesehatan mental? Mari simak dengan baik penjelasan berikut ini!
Ketahui Ciri-Ciri Telat Haid Karena Stres
Keterlambatan haid yang disebabkan oleh stres seringkali mirip dengan keterlambatan yang diakibatkan oleh faktor lain.
Oleh karena itu, kamu harus mewaspadai ciri-ciri berikut ini:
1. Siklus Haid yang Panjang
Haid atau menstruasi yang normal biasanya berlangsung antara 21 hingga 35 hari, terhitung dari hari pertama menstruasi terakhir.
Namun, ketika seseorang mengalami stres berat, siklus ini bisa melampaui 35 hari.
Peningkatan hormon kortisol dalam tubuh selama periode stres dapat berkontribusi terhadap perpanjangan siklus menstruasi.
Ketidakseimbangan kadar estrogen dan progesteron akibat stres juga bisa menyebabkan keterlambatan siklus haid.
2. Kram Perut
Nyeri atau kram di area perut juga bisa menjadi salah satu indikasi keterlambatan menstruasi akibat stres.
Siklus menstruasi yang memanjang menyebabkan lapisan dinding rahim meluruh lebih lambat, yang berpotensi menyebabkan kram.
Stres dapat meningkatkan produksi prostaglandin, yang menyebabkan otot rahim berkontraksi dan mengakibatkan nyeri haid yang kuat sebelum menstruasi tiba.
3. Perdarahan yang Berlebihan
Ketika menstruasi akhirnya terjadi setelah keterlambatan akibat stres, volume perdarahan bisa lebih banyak dari biasanya.
Hal ini sering kali disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh.
4. Proses Ovulasi Terganggu
Stres yang berlangsung lama dapat mengganggu proses ovulasi, sehingga pelepasan sel telur ke dalam rahim terhambat. Akibatnya, siklus menstruasi dapat menjadi tidak teratur atau telat.
5. Suhu Tubuh Menjadi Tidak Konsisten
Umumnya, suhu tubuh akan meningkat saat ovulasi. Namun, ketika stres melanda, perubahan suhu bisa menjadi tidak tetap atau tidak konsisten, menunjukkan adanya masalah dalam proses ovulasi.
6. Emosi Berubah Signifikan
Seseorang yang mengalami keterlambatan menstruasi karena stres sering kali mengalami perubahan suasana hati yang signifikan.
Mudah marah, sedih, atau tersinggung bisa menjadi reaksi yang umum, dipicu oleh tingginya kadar hormon kortisol.
Tak hanya itu, stres juga dapat memengaruhi nafsu makan, baik mengurangi maupun meningkatkannya.
Ketika stres melanda, seseorang mungkin kehilangan nafsu makan karena fokus yang berlebihan pada masalah yang dihadapi.
Di sisi lain, ada pula yang mencari pelarian dari stres dengan makanan, sehingga nafsu makan meningkat.
Baca juga : Bagaimana Cara Meningkatkan Tekanan Darah Rendah? Ini Tipsnya…